Wednesday, December 31, 2014

Suku Baduy : Alam dan Budaya Menjadi Satu

Sejarah*

Suku Baduy merupakan suku Pedalaman yang berada di daerah Kabupaten Lebak, tidak jauh dari Kota Rangkasbitung, Provinsi Banten. Di suku Baduy ini ada dua jenis, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam.
Baduy Luar
Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkanya warga Baduy Dalam ke Baduy Luar, antara lain:
1. Mereka telah melanggar adat masyarakat Baduy Dalam.
2. Berkeinginan untuk keluar dari Baduy Dalam
3. Menikah dengan anggota Baduy Luar
Pada dasarnya, peraturan yang ada di baduy luar dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy dalam.

Proses Pembangunan Rumah penduduk Baduy Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Baduy Dalam.
Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.

Baduy Dalam
Baduy Dalam adalah bagian dari keseluruhan Suku Baduy. Tidak seperti Baduy Luar, warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka. Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Baduy Dalam antara lain:

1. Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
2. Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
3. Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Puun)
4. Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
5. Menggunakan Kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.

*diambil dari berbagai sumber.

Akses
Menuju Suku Baduy kita dapat menggunakan kereta api dengan tujuan Rangkasbitung dari Stasiun Tanah Abang. Perjalanan yang di tempuh kurang lebih sekitar dua jam. Sesampainya di Rangkasbitung perjalanan harus di lanjutkan kembali dengan menggunakan elf menuju Desa Ciboleger yang merupakan salah satu pintu masuk menuju Suku Baduy. Perjalanan pun tidak lah sebentar, kita akan melalui jalan yang rusak ditambah pak supir elf dengan kecepatan tinggi mengendarai elf-nya, ah perfect bukan! Kurang lebih waktu yang dibutuhkan dari Stasiun Rangkasbitung ke Ciboleger itu dua jam saja.
Cara lainnya biar irit ongkos, bisa naik kereta dari Stasiun Duri dari situ kita bisa beli tiket kereta lokal (ekonomi) hanya 2 ribu rupiah (subsidi) dengan tujuan Angke - Rangkasbitung saja dan kita bisa sampai loh! (shock!)




Hari 1 (Sabtu, 27 Desember 2014)
Pagi - pagi dirumah hujan, kondisi badan kurang fit, disuruh gak jadi jalan aja. haduhhhhhh, plan dari kapan tau mau ke Baduy masa gak jadi juga. akhirnya nekatlah!
Sesampainya di Stasiun Tanah Abang, plenga plongo di stasiun -_- ya maklum baru sekali ke stasiun ini. Disana kebingunan karena gak tau temen trip nya yang mana, ya harap maklum juga baru pertama kali ikutan sharecost dari BPI (Backpacker Indonesia) haha telepon si Bang Denny tapi gak di angkat sampa 12 kali, pikiran "Sial.. gue kayaknya di tipu nih! Astagfirullah..."
Rasanya mau balik aja, mau telepon mama, trus nangis di telepon T.T *serius*
Eh akhirnya di telepon sama si Bang Denny katanya dia udah di jalan, keujanan. Masih takut kena tipu akhirnya minta deh kontak yang udah sampai di Stasiun. Dikasihlah nomornya Kak Dita.
Krik Krik Krik. Gak kenal siapa - siapa, rasanya nyesel juga ngetrip sendirian dan takut gak ada temen ngobrolnya huhuhuhu. Ternyataa.........Kak Dita super gokil! dan yang lainnya juga. Ah lawak semua, serulah!
Kereta berangkat sekitar jam 07.30 dan di waktu injury time istilahnya mah kita baru naik kereta, syukur Alhamdulillah belum jalan kereta nya.
Ada lagi lah tragedi, klo tiket Bang Denny, Pak Dosen, dan Lian nggak ke cetak yang berangkatnya, syukur bapak cek tiket nya baik dan gak diturunin cuman di kenain denda. Ada - ada aja emang.
---
Sampai Desa Cibolegerrrr!

Ini monumen selamat datang nya :D
Adik penjual kayu sengon yang di jadikan tongkat dalam trekking, murah 5rb dapet dua dan benar - benar berguna saat trekking dah haha

Anak - anak Suku Baduy Dalam yang sepertinya sedang menikmati kehidupan luar. Mereka duduk dan makan di warung - warung pintu masuk desa.

Selesai makan, selesai sholat, ayok kita trekking!!

Melalui Desa Ciboleger ke Baduy Dalam kurang lebih memakan waktu sekitar 4 jam, dengan panjang jalur sekitar 12 Km. Kita mulai trekking jam 13.30 sampai Baduy Dalam 17.10. lelet ya  gue hahahaha :D
Sebelum mulai trekking kita harus izin dulu di tempat perizinan, nanti dari situ kita akan diantar oleh orang Baduy aselinya jadi, biar gak nyasar. Nah, yang ikut ngantar juga gak satu atau dua orang melainkan banyak, lebih dari empatlah. Istilahnya ngantar itu ya seperti tour guide gitu, jadi emang bayar hehehe
Oiya, buat yang mau ke Baduy tapi takut gak kuat trekking karena ngegendong tas tenang aja mereka bisa jadi porter tas kok hehehe etttt...tapi tetep ada uang porternya juga, kasih aja sekiranya lah hihi.

Baduy Luar
Jalurnya berupa batu kali yang disusun seperti tangga. Harus tetap berhati-hati walaupun disusun seperti tangga, dalam kondisi basah malah jadinya licin.
Di Baduy Luar menuju Baduy Dalam kita akan melewati beberapa perkampungan Baduy Luar sampai akhirnya kita bertemu perbatasan di jembatan ke-empat.

ini namanya leuit, lumbung padi nya Suku Baduy
Salah satu contoh trekking di Baduy Dalam, sungai, rumah, dan jembatan yang dilewati saat trekking
Salah satu pembeda masyarakat Baduy Luar, mereka memakai baju layaknya masyarakat biasa dan alas kaki.
lumayan view nya, adeeeemmmm

Baduy Dalam 
Masuk ke trekking Baduy Dalam mulai deh kita gak ketemu batu kali lagi, melainkan seperti masuk hutan. Trek tanah merah, konidis hujan bikin licin, becek, nanjaknya gak kira - kira, bonus nya klo ada mah ada...klo nggak ada, ya nggak ada sama sekali :( Si Akang yang nemenin bosen kali denger gue nanya mulu..................
"Kang, kira - kira dari sini masih berapa jam lagi?"
"Kang, abis tanjakkan ini masih ada lagi gak tanjakkannya?"
"Kang, itu jembatan terakhirkan? udah perbatasannya ya?"
HAHAHAHAHA!

Sampai di perbatasan kita harus mematikan seluruh barang elektronik, seperti handphone dan kamera. udah gak bisa foto - foto daaaaahhhh :( haha

Di Baduy Dalam benar - benar merasakan suasana perkampungan aseli seaseli aseli nya. Semua bergantung ke satu sungai, untuk mandi, mencuci baju, mencuci beras, mencuci peralatan makan, buang air kecil, buang air besar, air minum. Mungkin moment yang tidak terlupakan juga sih bisa ikutan berbaur masyarakat sana, pertama kali sedikit malu untuk buang air kecil malah sempet bengong melihat di bagian depan ada yang mandi, di tengahnya ada yang mencuci beras sama peralatan masak dan di belakangnya ada yang buang air kecil dan buang air besar. Lucu ya :)
Ya maklum anak kota yang sebelumnya gak pernah lihat aktifitas seperti itu dan pas ngeliat malah bengong haha tapi moment nya terkenang banget :')
Gak mau bayangin nasib mereka kalau sumber air nya itu tercemar :( jangan sampai deh yaaa. Semoga selalu jernih, bersih, bebas sampah deh aamiin

Nah, keadaan malam hari di Baduy Dalam gak seserem yang di bayangin kok, walaupun disini gak ada lampu tapi di rumah warga yang kita tumpangi di kasih obor gitu. jangan khawatir :)
Gak mau jauh - jauh trekking sampai Baduy Dalam cuman tidur aja kan? -_- akhirnya malam - malam kita ngobrol sama Akang - Akang yang jadi guide kita, ngobrol seputar Baduy sampe ngaco kemana - mana haha.

Kurang lebih perbincangan malam hari:
Kata si Akang agama yang di percayai masyarakat Baduy itu Sunda Wiwitan, mereka percaya hanya Nabi Adam. Di Baduy ini mereka ada puasa juga loh dan lebaran juga, kegiatan adat yang mereka lakukan biasanya dari bulan Januari - Maret (3 bulan) jadi Baduy Dalam tidak boleh dimasukkin orang selain dari Suku Baduy nya, kecuali Baduy Luar masih di perbolehkan. Di kegiatan adat ini Baduy Luar harus yang mengunjungi Baduy Dalam katanya karna pusat acaranya ada di Baduy Dalam.

Oiya, di dalam Suku Baduy tidak boleh adanya poligami! seorang suami harus setia *caelah* dan mereka menikah di usia masih 20 tahunan, wanitanya 18 tahun dan cowoknya 20 tahun biasanya udah di jodohin gitu katanya atau kalau kita gak setuju dengan calonnya boleh bilang tidak cocok. *Wah gue kalau udah di Baduy pasti udah punya anak satu nih!!! hahaha* Pertemuan antara wanita dan pria sampai nantinya menikah itu ada tiga kali, kalau dibayangin sistemnya itu seperti ta'aruf ya hahahhahaha :D Mereka juga kalau pacaran gak boleh berduaan harus rame - rame loh! wihhhhh..

Akang - akang ini ternyata udah pernah ke Jakarta rata-rata ya 18 kali lah! ajegileeeeee -_- anak mall pulak si Akang itu.... Senayan City? Grand Indonesia? Citraland? Plaza Indonesia? Taman Anggrek? Ciputra? Akang nya udah pernah kesana semua, percaya gak percaya tapi emang iyaaa beneran katanya. Mereka kalau ke Jakarta itu rame - rame dan menempuh waktu 2 hari. no sandals, no vehicles, only walking by foot! canggih...
Mereka kalau lagi ke Jakarta berasa artis katanya, banyak yang liatin dan kalau orang udah tau mereka dari Suku Baduy banyak yang minta foto hahaha kadang masuk mall mereka harus berurusan sama satpam nya hahaha yang lebih bikin kaget mereka tau Starbucks dan CofeeBean haha kata Akang nya "Di sini bisa dapet 10 gelas kopi, disana cuman dapet 1 aja udah gitu gak enak lagi" hahahhahaha oiya, mereka kalau lagi melalang buana gitu biasanya mengunjungi tamu yang sebelumnya pernah datang ke Baduy Dalam dan meninggalkan nomer telepon serta alamat rumah atau kantornya. Seruuuu yaaaa :)
"Saya kurang lebih punya teman 300 orang di Jakarta, jadi gak susah cari tempat tinggal kalau mau ke Jakarta" hahahaha kalah banyak jumlah relasi gue -_-

Mereka semua taat aturan dan adat istiadat. Di Jakarta pun mereka gak naik kendaraan, mereka juga ada foto - foto sedang di mall dan saat di Ibukota tapi mereka tidak pajang di rumah nya, padahal diperbolehnya katanya sih "malu kalau ketauan sama kepala suku" mereka semua tau rasa malu, salut bangeeet!!


Hari 2 (Minggu, 28 Desember 2014)

Jam 8 kita harus segera meninggalkan Baduy Dalam. Jalur yang kita lewati ternyata berbeda dari jalur yang sebelumnya dan ini lebih jauh, 15 Km zzzzzzz
Di tengah perjalanan Akang nya nawarin kelapa muda dan kita semua tentunya mau bangetlah ya haha dan dengan sigap si Akang langsung naik pohon kelapa dengan lihai banget, cepet banget naik dan turunnya!!!! wahhhh

Alhamdulillah....tenggorokkan syegerrrr
Aha! lihat keadaan celana kami....ayeeeee
view nya buat kepengen balik ke Baduy lagi kalau nanti cerah, aduh pasti lebih bagus hahaha

Kita sengaja lewat jalur ini karena ingin melihat jembatan akar, katanya sih belum ke Baduy kalau belum ke jembatan akar..aissshhhh
Padahal ada jalur pulang yang cuman di tempuh 1,5 jam loh!!! dan kita malah capek - capek ngabisin waktu 4,5 jam, mana becek dan abis ujan pulak pagi nya :') huft... orang sabar cepet dapet jodoh kok tam, tenang.....AAMIIN!

Kondisi jalur yang kayak gitu alhamdulillah di anter sama Akang - Akang yang baik hati dan sabar hahaha. Si Akang Baduy ini kuat - kuat bangeeet, aih. Gue selalu minta pegangin kalau jalurnya menurun dan licin. Baik ya, safety banget dah selama perjalanan, kalau gue nya lelet karena takut jatuh pasti si Akang nya bantuin atau nanya "sini saya pegangin..." nuhun, atuh ya Kang :)

aduh, suamiable banget dah pokoknya :3 HAHAHAHHA *canda doang*

ini maksudnya jembatan akar....................
Nah ini! Oh.
foto dulu biar ketara lagi di Baduy hahaha *yaelah*


Ah, begitulah ceritanya. cukup. cukup.
Dan yang terakhir adalah buah tangan alias oleh  - oleh, disini banyak juga yang jual oleh - oleh khas Baduy baik di Baduy Dalam maupun Baduy Luar loh.

ini salah satu oleh - oleh yang ada di Suku Baduy, yaitu tenun khas Baduy. Selain itu ada juga madu, gelang, batik dan kaos loh.

Oke, Terima Kasih Baduy.
Akhirnya kesampean juga ke Baduy!!!! yeayyyyyy.
Semoga tempat - tempat yang lainnya juga segera kesampean di tahun 2015 nanti. aamiin O:)

TERIMA KASIH :)

Terima Kasih untuk teman jalan baru, sebut saja tim Baduy!!! hahaha (Kak Dita, Kak Lita, Kak Dea, Temennya Kak Dea (lupa namanya huhuhu), Lian, Bang Adam, Bang Denny, Bang Zainal, Bang Doyoi, Bang Sartha, Bang Riki, Bang Jhana, Pak Dosen)

dan

Akang dan Teteh Baduy (Kang Satna, Kang Samin dan istrinya, Sarminah, Erah, dan Adik Kang Samin)

No comments:

Post a Comment